ADMINISTRASI JAM’IYYAH
PERSATUAN ISLAM
A. DASAR PEMIKIRAN
1. Persatuan
Islam sebagai organisasi yang mempunyai hubungan vertikal (atas-bawah) dengan
suatu nizham yang pasti bertujuan untuk mengamalkan segala ajaran Islam dalam
setiap segi kehidupan anggotanya dan masyarakat.
2.
Salah satu rencana jihad dalam mencapai tujuan Jam’iyyah itu yakni dengan
mengadakan dan memelihara hubungan baik dengan segenap organisasi Islam di
Indonesia dan seluruh Dunia untuk menuju terwujudnya “Bunyanul Islam”.
3. Dalam
memperjuangkan cita-cita Jam’iyyah dan merealisasikan rencana jihad Jam’iyyah
tersebut, perlu adanya penerapan administrasi secara baik dan rapi sehingga
organisasi itu dapat hidup dan berkembang .
4. Dalam
upaya melayani dan memudahkan tugas-tugas pokok Jam’iyyah secara baik dan rapi
itu, perlu diadakan suatu pola yang seragam dalam bentuk Tuntunan Administrasi
Jam’iyyah
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Tuntunan
Administrasi Jam’iyyah ini dibuat dengan maksud menciptakan keseragaman
dan ketertiban pelaksanaan administrasi perkantoran pada seluruh
jajaran kelembagaan yang ada di Persatuan Islam.
2. Tuntunan
Administrasi Jam’iyyah ini dibuat dengan terciptanya terwujud-nya pelaksanaan
administrasi perkantoran yang rapi pada seluruh jajaran kelembagaan yang
ada di Persatuan Islam, sehingga dapat menjadi indikator rapinya Jam'iyyah.
C. PENGERTIAN
1. Secara
umum, administrasi merupakan sebagai keseluruhan proses yang terdiri dari
kegiatan-kegiatan, pemikiran-pemikiran, pengaturan-pengaturan, mulai dari penentuan
tujuan sampai penyelenggaraan sehingga tercapainya tujuan tersebut.
2. Yang
dimaksud dengan administrasi perkantoran, yang selanjutnya disebut
"ADMINISTRASI JAM’IYYAH" adalah seluruh
kegiatan Persatuan Islam yang berkaitan langsung dengan tugas-tugas
kesekre-tariatan/perkantoran dengan tujuan agar sekretariat sebagai
sentral aktivitas dapat berfungsi melayani dan
memudahkan pelaksanaan tugas-tugas pokok/harian
Jam'iyyah.
D. RUANG
LINGKUP ADMINISTRASI PRAKTIS
Administrasi Jam’iyyah Persatuan Islam
meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1. Penyelenggaraan
surat-menyurat, terdiri dari :
a. Pengertian Surat
Surat pada hakekatnya adalah
percakapan yang tertulis, suatu alat atau sarana komunikasi tulis yang paling
efisien, efektif, ekonomis dan praktis.
Dilihat dari fungsinya
surat-surat resmi dapat dipakai sebagai berikut :
1). Alat
Komunokasi Tulis
2). Alat
Bukti Tertulis
3). Alat
Bukti Historis, yakni surat-surat dalam arsip lama dapat dijadikan sebagai
bahan penelitian untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kegiatan pada masa
lalu.
4). Alat
Pengingat, surat-surat yang telah diarsipkan dapat dijadikan atau dipakai
sebagai alat pengingat.
5). Duta
Organisasi, surat dapat mencerminkan corak, keadaan mentalitas, jiwa dan nilai
pejabat/jawatan/kantor yang bersangkutan.
6). Pedoman
kerja, yakni surat resmi yang berisi ketentuan-ketentuan tentang cara-cara
melaksanakan peraturan-peraturan, misalnya Surat Keputusan atau surat
Instruksi.
b. Bentuk Surat
Yang dimaksud dengan bentuk
surat ialah susunan letak bagian-bagian surat.
Dalam surat-menyurat resmi
dikenal lima bentuk surat, yaitu
bentuk :
1. Lurus Penuh
2. Lurus.
3. Setengah
Lurus
4. Lekuk
5.
Indonesia (Gambar dan Contoh pada
lampiran No.1a & 1b)
Bentuk Surat yang digunakan
di lingkungan Persatuan Islam adalah bentuk Indonesia.
c. Macam-macam Surat.
Yang
tergolong kedalam surat resmi adalah surat yang dikirimkan oleh kantor
pemerintah, swasta, organisasi kepada kantor pemerintah, swasta, dan
organisasi, atau dikirimkan oleh perseorangan kepada kantor pemerintah, swasta,
organisasi dan sebaliknya, diantaranya ialah :
1. Pengumuman
ialah macam surat yang
ditujukan kepada orang banyak atau umum. Pengumuman dapat disebarkan dengan
beberapa cara, diantaranya :
a. Menyebarkannya sebagai
surat edaran
b. Memasangnya di
papan-papan pengumuman.
c. Memasangnya di
koran-koran sebagai iklan.
Surat Pengumuman harus
memuat :
a. identitas lembaga yang
mengumumkan
b. Orang yang dituju
c. Isi Pengumuman
d. Penutup
e. Tempat, tanggal, bulan dan
tahun
f. Pembuat Pengumuman (contoh pada lampiran
2)
2. Surat Edaran
Ada dua macam bentuk sdan
sifat surat edaran, yaitu:
a. surat
edaran umum, ditujukan kepada orang banyak atau umum.
b. Surat edaran khusus, ditujukan kepada orang-orang atau
pejabat-pejabat tertentu.
Untuk surat edaran umum
teidak perlu dicantumkan alamat yang dituju, sedangkan surat edaran khusus
disusun seperti pada surat dinas biasa.
(contoh pada lampiran no.3)
3. Surat Permohonan
Harus memuat :
a. Identitas Pemohon
b. Tempat, tanggal, bulan
dan tahun
c. Nomor
d. Lampiran
e. Perihal
f. Alamat yang dituju
g. Pembukaan
h. Isi surat
I. Penutup
j. Pemohon
(contoh pada lampiran no.4)
4. Surat Pengantar
Harus memuat
:
a. Identitas
Lembaga yang mengirim
b. Alamat
yang dituju/dikirim
c. Perihal
(ditulis langsung atau berdiri sendiri “SURAT PENGANTAR”
d. Nomor
Surat
e. Daftar
Isian yang memuat :
1). Nomor
Urut
2). Uraian
(Jenis yang dikirim)
3). Jumlah
4).
Keterangan
(contoh
lampiran no.5)
Catatan :
Jika dalam surat pengantar itu diperlukan tanda penerimaan, sebaiknya pengantar
itu dikirimkan rangkap dua atau lebih.
Dari kedua lembar atau lebih
surat pengantar tersebut, yang satu lembar setelah ditanda-tangani oleh
penerima dan dibubuhkan cap, dikirimkan kembali kepada pengirim dan inilah yang
menjadi bukti penerimaan.
5. Surat Keputusan (SK)
Ditinjau dari segi isinya,
surat keputusan mempunyai tingkat yang lebih
tinggi daripada surat biasa.
Surat Keputusan hanya boleh
dibuat dan dikeluarkan oleh pejabat yang berhak membuat dan mengeluarkannya.
Suatu perubahan isi yang
telah ditetapkan dalam surat keputusan hanya dapat diubah dengan surat
keputusan juga, tidak dapat diubah dengan surat biasa.
Surat Keputusan
harus memuat :
a. Kepala surat yang terdiri
atas :
- Lambang dan Identitas
Jam’iyyah (biasanya sudah dicetak)
- Basmallah
- Kata “SURAT KEPUTUSAN”
(ditik berdiri sendiri)
b. Nomor surat Keputusan
c. Hal/Tentang
Bagian ini berisi inti
keputusan secara ringkas dan jelas (ditik dengan huruf besar semua)
d. Nama Jabatan
yang berwenang mengeluarkan keputusan tersebut, dicetak tebal , serta tempat
kedudukan dimana lembaga tersebut berada.
e. Konsideran
Memuat pertimbangan yang menjadi dasar
dibuat/dikeluarkannya keputusan. Biasanya terdiri atas kalimat-kalimat/paragraf-paragraf
yang dimulai dengan kata :
- Membaca :
isinya terdiri atas uraian tentang surat yang telah diterima pejabat
pembuat keputusan itu
-
Menimbang : merupakan uraian tentang
pertimbangan-per-timbangan/tujuan/alasan sehingga dikeluar-kannya
keputusan.
-
Mengingat : merupakan
uraian tentang peraturan-per-aturan, undang-undang atau
keputusan-keputusan yang ada sehingga keputusan yang dikeluar-kan itu dapat
dipertanggung jawabkan dan berlandaskan hukum yang kuat.
Sekiranya
diperlukan, masih dapat ditambah dengan kata :
-
Memperhatikan: yang berisi uraian tentang ketentuan-ketentuan/tulisan-tulisan
dinas/pendapat pejabat yang perlu diperhatikan dalam keputusan itu.
f. Diktum
Berisi rumusan keputusan
yang diambil oleh pejabat berdasarkan konsideran.Diktum diawali dengan
kata MEMUTUSKAN disusul dengan kata
MENETAPKAN. Selanjutnya disebutkan apa yang diputuskanitu.
Setelah itu ditutup dengan tali pengaman Surat
Keputusan yaitu kalimat yang menyatakan secara tegas dapatnya keputusan yang
telah diambil tersebut ditinjau kembali, apabila terjadi kekeliruan.
g. Kaki Surat Keputusan :
Kaki Surat Keputusan yang
berfungsi sebagai salam penutup menyebutkan :
- Kalimat do’a : “Allahu
Ya’khudzu.........”
- Tempat dikeluarkan Surat
Keputusan
- Tanggal, bulan dan tahun
(Hijriyah dan Masehi)
- Jabatan Pembuat Surat
Keputusan
- Tanda tangan
- Nama Terang
- NIAT (Nomor Induk Anggota)
- Cap
h. Distribusi
Surat Keputusan
Memuat daftar pihak yang
dikirim salinan Surat keputusan itu.(semacam tembusan)
Catatan : -
Setiap kalimat dalam konsideran dan diktum, kecuali kalimat terakhir, diakhiri
dengan tanda baca titik koma (;).
- Di
belakang kata Membaca, menimbang, mengingat, memutuskan, menetapkan dibubuhkan
tanda baca titik dua (:).
contoh pada lno.6
6. Surat
Instruksi
ialah surat yang berisi
instruksi/perintah dari lembaga yang di atas kepada lembaga yang ada di
bawahnya.
Surat
Instruksi harus memuat :
a. Identitas
lembaga yang memberi Instruksi
b. Identitas
lembaga yang terkena Instruksi
c. Isi
Instruksi/perintah
7. Surat Mandat/kuasa/tugas
Ialah surat yang berisi
pelimpahan wewenang kekuasaan atau tugas kepada orang tertentu untuk
melaksanakan atau menyelesaikan suatu tugas tertentu :
Surat Mandat/kuasa/tugas
harus memuat :
a. Identitas lembaga yang
memberi Surat Mandat/kuasa/tugas
b. Identitas yang
diberi Mandat/kuasa/tugas
c. Pekerjaan yang harus
dilaksanakan/diselesaikan
d. Penyampaian laporan atas
hasil kerja yang dilaksanakan.
e. Masa berlakunya surat
tersebut
f. Tanda tangan pember dan
penerima Mandat/kuasa/tugas
contoh pad alampiran no.7
8. Surat
Keterangan
Ialah surat yang berisi
keterangan/penjelasan atas suatu masalah.
Surat Keterangan harus
memuat :
a. Identitas yang
diterangkan
b. Identitas yang
menerangkan
c. Pembenaran terhadap objek
yang diterangkan
d. Keperluan dikeluarkannya
surat tersebut
contoh pada lampiran no.8
9. Berita Acara
Berita acara ialah catatan
laporan tentang suatu kejadian: perkara, pengaduan, ujian, serah terima jabatan
dan sebagainya :
Susunan surat ini terdiri
atas :
a. Kepala Surat (nama
instansi/jam’iyyah)
b. Kata “Berita Acara”
c. Hal : (misalnya: SERAH
TERIMA JABATAN)
d. Nomor Surat
e. Isi :
1).
Pendahuluan, menyebutkan waktu, tempat dan keterangan lain.
2). Isi
sebenarnya, menyebutkan :
- Nama
pihak-pihak yang ada hubungannya dengan berita acara tersebut disertai dengan
keterngan lengkap, dan
- Isi Berita
Acara itu.
3). Penutup,
menyebutkan :
- Tempat dan
tanggal berita acara itu dibuat
- Tanda tangan
dan nama terang pihak-pihak yang ber-sangkutan
- Tanda tangan
dan nama terang saksi-saksi.
10. Surat lain yang bersifat
umum, harus memuat :
a. Alamat yang dituju
b. Nomor Surat
c. Lampiran kalau ada
d. Perihal Surat
e. Pendahuluan
f. Isi Surat
g. Penutup
D. Bagian-bagian Surat :
1. Kepala
Surat
Kepala surat disusun
(biasanya sudah dicetak) dalam bentuk yang menarik, dan menyebutkan :
a. Nama Instansi/Lembaga dan
lai-lain
b. Alamat yang lengkap
c. Nomor Telepon, Facimile
d. Nomor Kode Pos
2. Nama Tempat
dan Tanggal Surat
a. Nama
tempat boleh tidak dicantumkan, sebab sudah termuat pada kepala surat
b. Tanggal
surat terdiri dari penanggalan Hijriyah di bagian atas dan penanggalan Masehi
di bagian bawahnya serta ditik di sebelah kanan atas (bentuk Indonesia), boleh
juga ditik di sebelah kanan bawah (seperti pada Surat Keputusan).
3. Nomor Surat
Nomor Surat ditik segaris
dengan tanggal surat (bentuk Indonesia)
Kegunaanya:
a. Memudahkan mengatur
penyimpannannya.
b. Memudahkan mencarinya
kembali
c. Mengetahu berapa banyak
nya surat yang keluar
d. Mempercepat penyelesaian
surat-menyurat.(membalas surat)
e. Memudahkan petugas
pengarsipan.
Sistem penomoran Surat Keluar Persatuan Islam
Contoh :
0001/J.100-C.6/PP/1998
nomor urut surat
kode instansi yang dikirim
surat
kode hal surat
Kode Pengirim
tahun
Nomor dan tanggal surat
menunjukan kapan surat itu dikirimkan, bukan kapan surat itu ditik.
4. Lampiran
Melampirkan berarti
menyertakan sesuatu dengan yang lain
Jika bersama surat yang
dikirimkan itu disertakan surat-surat lain sebanyak dua helai, maka ditulis :
Lampiran : 2 (dua) helai
Jumlah lampiran
Penjelasan (penguat)
Satuan benda yang
dilampirkan
Jika tidak ada yang
dilampirkan, cukup dituliskan :
Lampiran : -
5. Perihal/Hal
Bagian ini menunjukkan inti
surat secara ringkas, dengan membaca perihal/hal, secara cepat dapat diketahui
masalah yang dituliskan didalam surat itu, tetapi sebaiknya tidak terlalu
singkat sehingga tidak jelas.
Contoh : dalam surat
undangan, sering dituliskan :
Perihal : Undangan
Ini belum jelas sebab belum
menyebutkan isinya.
sebaiknya ditulis :
Perihal : Undangan
Musyawarah Cabang
Persis andir ke-2.
6. Alamat Surat
ada dua macam alamat surat,
yaitu :
a. Alamat Dalam, menyebutkan
berturu-turut :
- Nama orang / Nama Jabatan
- Nama Jalan dan Nomor
Rumah/Gedung
- Nama Kota (ditik tanpa
diberi garis bawah)
b. Alamat Luar, disusun
berturut-turut :
- Nama orang / Nama Jabatan
- Nama Instansi/Lembaga
- Nama Jalan/Gang/Nomor Rumah atau bangunan/RT/RW
- Nama Kota dan Nomor Kode Pos
7. Salam Pembuka
Salam pembuka merupakan
tanda hormat pengirim surat sebelum ia bicara secara tertulis.
Di lingkungan Persatuan
Islam biasa digunakan “Bismillahirrahmannirrahiem”.
8. Isi Surat
Isi Surat
umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu :
a. Pembukaan
Pembukaan berguna untuk
mengantar dan menarik perhatian pembaca terhadap pokok surat.
b. Isi surat
yang sebenarnya
Berisi sesuatu yang diberi
tahukan, dikemukakan, ditanyakan, diminta dan sebagainya yang disampaikan
kepada penerima surat.
c. Penutup
Surat
Merupakan kesimpulan yang
berfungsi sebagai kunci isi surat, kemudian diakhiri dengan do’a: “Allahu
Ya’khudzu Biaidinaa Ilaa Maa Fiehi Khaerun lil-Islaami Wal-Muslimien”.
9. Salam Penutup
Salam penutup surat
dinas/formal Jam’iyyah diikuti dengan menyebutkan :
a. Nama Jabatan
c. Tanda tangan
c. Nama Terang
d. NIAT (Nomor Induk
Anggota)
10. tembusan
Tembusan/tindasan (c.c.
=carbon copy) dibuat jika isi surat yang dikirimkan kepada pihak yang
sebenarnya dituju (asli) perlu diketahui oleh pihak-pihak lain yang ada
hubungannya dengan surat tersebut. Dengan cara demikian yang dikirimi surat mengerti siapa saja yang
juga diberi tahu tentang isi surat tersebut.
Tembusan dituliskan sebelah
kiri bawah, lurus dengan Nomor, Lampiran dan Perihal, dibawah NIAT yang menanda
tangani surat.
Tembusan hendaklah disusun
berdasarkan urutan tingkat pejabat atau instansi yang bersangkutan.
Pada nomor terakhir tembusan
tidak perlu lagi dituliskan kata Arsip/Pertinggal/Alas, sebab kita mengetik
surat untuk dikirimkan dengan sendirinya harus ditinggalkan selembar sebagai
arsip.
2. Pembukuan, terdiri dari :
a. Buku
Induk/Daftar Anggota, harus memuat :
Nomor Induk Anggota, Nama,
tempat/Tgl lahir, Pekerjaan, Alamat,
Nama Cabang, Tanggal Masuk menjadi
Anggota, Keterangan.
NIAT
|
Nama
|
Tempat/Tgl lahir
|
Pekerjaan
|
Alamat
|
Cabang
|
Tanggal Masuk
|
Ket.
|
b. Buku
agenda Surat Keluar, harus memuat :
Nomor Urut, Nomor surat
keluar, Tanggal Surat, Tujuan Surat, Hal Surat, Keterangan
No.
Urut
|
Nomor Surat Keluar
|
Tgl.Surat
|
Tujuan
|
Perihal
|
Keterangan
|
c. Buku
Agenda Surat Masuk, harus memuat :
Nomor Urut, Nomor Agenda,
Pengirim, Tanggal Surat diterima, Nomor surat Masuk, Hal Surat,
disposisi/diteruskan, Keterangan
No. Urut
|
Nomor Agenda
|
Pengirim
|
Tanggal Diterima
|
Nomor dan Tgl Surat yang
masuk
|
Perihal
|
Disposisi/ Diteruskan
|
Ket.
|
d. Buku
Daftar Tamu, harus memuat :
Nomor Urut, Tanggal, Nama
Tamu, Tujuan, Keperluan, Kesan/Saran, Keterangan
No. Urut
|
Tanggal
|
Nama
|
Tujuan
|
Keperluan
|
Kesan/Saran
|
Ket.
|
e. Buku
Agenda/Notulen Rapat, harus memuat :
Notulen atau risalah ialah
catatan singkat tentang suatu pembicaraan. Yang dicatat hanyalah yang
penting-penting saja, tidak perlu terurai secara panjang lebar atas
paragraf-paragraf.
Susunan Notulen terdiri atas
;
a. Kepala Notulen
b. Tempat, Tanggal dan jam
pelaksanaan
c. Pemimpina (Ketua) dan
sekretaris
d. Jumlah yang diundang:
- Yang hadir :
- Yang tidak
hadir ;
e. Acara Musyawarah yang
menyebutkan urutan pembicaraan
f. Risalah
pembicaraan yang menyebutkan jalannya musyawarah dari pembukaan (acara I)
sampai Penutup (acara...)
g. Tempat, tanggal bulan dan
tuhn.
h. Pembuat Notulen
I. Pengesahan Noulen oleh
Ketua.
Catatan: - Meskipun sifat notulen itu ditulis ringkas, namun setiap
inti pembicaraan harus disebutkan, begitu juga yang berbicara, pemberi
saran/usul dan lain-lain.
-
Keputusan-keputusan yang telah diambil hendaknya dicatat secara teliti.
- Nomor
musyawarah perlu dicantumkan, lebih-lebila pembicaraan itu dilaksanakan secara
berkala dan terus menerus.
- Jam berapa
musyawarah tersebut dibuka dan jam berapa ditutup, itu juga harus disebutkan.
f. Buku
Ekspedisi Surat, harus memuat :
Nomor urut, Nomor Surat,
Tanggal Surat, Tujuan Surat, Hal Surat, Tanda tangan dan Nama Jelas penerima,
Keterangan.
No. Urut
|
Nomor Surat
|
Tanggal Surat
|
Tujuan Surat
|
Perihal
|
Penerima
|
Ket.
|
g. Buku
Inventarisasi Barang, harus memuat :
Nomor Urut, Nama Barang,
Banyaknya Barang, Pemberi/asal Barang, Kondisi Barang, Tempat Keberadaan,
Keterangan
No. Urut
|
Nama Barang
|
Banyaknya Barang
|
Asal Barang
|
Kondisi
|
Tempat Keberadan
|
Ket.
|
3. Teknik dan Bentuk
Penulisan Laporan
a.
Pengertian Laporan
Laporan adalah suatu bentuk
penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan, atau pertanggung jawaban, baik
secara lisan maupun tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab diantara mereka.
b. Fungsi
laporan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai alat pertanggung
jawaban
2. Sebagai
alat evaluasi untuk mengetahui sudah sampai sejauh mana program-program
dilaksanakan, dan apa saja yang menjadi kendalanya.
3. sebagai
alat/bahan/informasi bagi pelaksanaan perencanaan, pengendalian, penilaian dan
pengambilan keputusan.
c. Sifat dan
jenis laporan.
1. Laporan
Pertanggung jawaban yang disampaikan dalam forum musyawarah
2. Laporan
Kondisi Umum, yang harus disampaikan didalam forum pleno Pimpinan.
3. Laporan
periodik setiap akhir tahun yang memuat perkem-bangan jam’iyyah selama kurun
waktu setahun. (Formal laporan terlampir pada lampiran no.8)
d. Bentuk
dan teknik Penulisan Laporan
1. Bentuk Laporan
Laporan harus
memuat :
1.1.
Pendahuluan, yang menerangkan :
- Maksud dan
tujuan
- Masalah
pokok yang kan dibahas
- Pendekatan
dan garis besar sistematika penulisan
1.2. TUBUH
LAPORAN, yang berisi :
-.
Data/fakta-fakta
-. Hasil
kerja yang telah dicapai
-. Analisa
dan penafsiran
1.3.
Saran-saran , yang berisi cara pemecahan masalah
1.4. KONKLUSI
DAN PENUTUP
Klonklusi dan penutup ini
logis dan ada korelasi antara data dan fakta dengan analisa.
2. Teknik Penulisan Laporan
2.1.
Langkah-langkah penulisan laporan
a.
Pengumpulan Data
b.
Klasifikasi Data
c. Pembuatan
kerangka laporan
d.
Sistematika laporan
e. Draft
(konsep) laporan
f. Penyiapan
Tabel
g. Pengetikan
Laporan
h. Format
laporan
2.2.
Syarat-syarat Penulisan laporan
a. Harus
jelas, mudah difahami
b. Langsung
mengenai sasaran permasalahan
c. Harus
lengkap
d. Harus
konsisten/tetap
e. Harus
Obyektif
f. Cermat dan
tepat waktu.
4. Kearsipan
a. Pengertian
1. Arsip
adalah catatan-catan tertulis atau gambar atau bagan yang memuat
keterangan-keterangan mengenai subjek (pokok persoalan) ataupun peristiwa, yang
dibuat orang untuk membantu memelihara daya ingatan orang.
2. Pengertian
arsip ialah penyimpanan surat-surat, dokumen-dokumen, kertas-kertas kerja
(papers) pada tempat yang layak, sesuai dengan pengaturan yang telah ditetapkan
semula sehingga apabila diperlukan dapat ditemukan dengan mudah.
b. Jenis-jenis Arsip
1. Arsip aktif, yang masih sering
diperlukan
2. Arsip semi aktif, yang
sudah jarang diperlukan
3. Arsip in aktif, yang
sudah tidak diperlukan
c. Proses kegiatan kearsipan
1. Klasifikasi dan kode
2. Pengindex-an
3. Penataan berkas dan
penyimpanan
4. Penyusutan dan
penghapusan
5. Pemeliharaan dan
perlindungan
d. Sistem Pengarsipan :
1. Asas
Sentralisasi, yaitu seluruh pelaksanaan kegiatan administrasi
dilaksanakan secara terpusat.
2. Asas
Desentralisasi, yaitu pelaksanaan kegiatan administrasi dilakukan
perbidang/sektor.
Penerapan asas-asas
di atas disesuaikan dengan keperluan dan kemungkinan
yang ada.
5. Perlengkapan Jam’iyyah
a. Sekretariat/Kantor
sebagai sentral aktivitas
Kantor adalah pusat kegiatan
administrasi dan berperan sebagai suatu kamar kerja dan belajar, ruang rapat,
tempat perundingan, pusat penerangan, pusat pemberian pelayanan dan seringkali
merupkan suatu lambang dari kedudukan.
Untuk menyelenggarakan
seluruh kegiatan administrasi organisasi maka diperlukan sebuah tempat
khusus/tertentu sebagai tempat pengurusan, penyelenggaraan dan pengolahan
kegiatan-kegiatan tersebut secara terpusat.
Pusat kegiatan ini biasanya
disebut kantor/Kesekretariatan, yang
pengelolaannya ditangani oleh “Sekretariat”, yaitu sekretaris Umum (pada
tingkat PP) dan perangkatnya.
b. Perlengkapan
Sekretariat/Kantor
Sebagai pusat informasi dan
komunikasi, sehingga dapat menjamin kelancaran dan keamanan jalannya roda
jam’iyyah, maka pada setiap sekretariat/kantor perlu memiliki perlengkapan
sebagai berikut :
1. Papan
Nama / Name Board
Dipasang di muka kantor,
yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa di tempat tersebut adalah
kantor/sekretariat jam’iyyah, sehingga dapat mempermudah komunikasi.
dengan warna dasar hijau
tua, tulisan huruf putih, dan lambang kuning.
Berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 5 tahun 1986, maka ukuran papan nama ditetapkan sebagai
berikut:
1. Untuk Pimpinan Pusat panjang 200 cm. dan lebar 150 cm.
Contoh :
PIMPINAN PUSAT PERSATUAN ISLAM
Jl. Perintis Kemerdekaan No.2
(Viaduck)
Tlp.(022)4220702-4220704
Fax.4220702
BANDUNG, 40117
|
2. Untuk Pimpinan
Wilayah panjang 180 cm. dan lebar 135
cm.
Contoh :
PIMPINAN WILAYAH PERSATUAN ISLAM
PROVINSI JAWA BARAT
Jl. Pungkur Gg.Muncang No.3
Tlp. 5227336 BANDUNG
|
3. Untuk Pimpinan
Daerah panjang 160 cm. dan lebar 120
cm.
Contoh :
PIMPINAN DAERAH PERSATUAN ISLAM
KABUPATEN BANDUNG
Jl. Pajagalan No.115 Banjaran
Kab. Bandung, 40377
|
4. Untuk Pimpinan
Cabang panjang 140 cm. dan lebar 105
cm.
Contoh :
PIMPINAN
CABANG PERSATUAN ISLAM
CIDADAP
Jl. Cipaku 2 No.12 RT 04/RW 02
Telp. (022) 21572
Bandung, 40143
|
5. Untuk Pimpinan
Jama’ah panjang 120 cm. dan lebar 90 cm.
Contoh :
PIMPINAN
JAMA’AH PERSATUAN ISLAM
LANGONSARI
CAB. PERSATUAN ISLAM PAMEUNGPEUK
BANDUNG
|
2. Meubelair
(meja, lemari dsb.)
3. Peta
teritorial
4. Papan
Data
5. Papan
Informasi
6. Struktur
Organigram
7. Program
Kerja/Schedule Time
8. Kop
Surat, Amplop, dan Stempel Jam’iyyah
Kop Surat, amplop dan
stempel agar seragam bisa dipesan kepada PP Persis
9. Bendera,
sepasang bendera yang terdiri atas 1 bendera merah putih dan bender jam’iyyah
Persatuan Islam.
Rev. Januari
2008
INDEKS SURAT PERSATUAN ISLAM (PERSIS)
2005-2010
PP = PP Persatuan Islam
JJ = Jajaran Jam’iyyah Persis (PW,PD,PC)
A.1.
Majelis Penasihat
A.2.
Dewan Hisbah
A.3.
Dewan Hisab dan Rukyat
A.4.
Dewan Tafkir
A.5.
Lajnah Bantuan Hukum
A.6. Bagian Otonom PP Persis
A.6.1 PP Persistri
A.6.2 PP Pemuda Persis
A.6.3 PP Pemudi Persis
A.6.4 PP HIMA Persis
A.6.5 PP HIMI Persis
B. Lain-lain
1. Anggota Pimpinan
2. Kepanitiaan
3. Perorangan/Umum
|
C. Perihal :1. Keputusan / Ketetapan2. Keterangan/Mandat/Tugas/Rekomendasi3. Edaran/Pengumuman/Pernyataan/Pemberitahuan4. Instruksi/Perintah/Tausiyah5. Laporan6. Undangan7. Permohonan/Pengajuan8. Peresmian/Pengesahan/Pelantikan9. Pengantar/Kiriman |
|||
D. Orsos/Orpol/Ormas :1. Islam2. Luar Islam |
|||
E. Pemerintah :1. Presiden/Wakil Presiden2. Menteri/Departemen/Direktorat3. MPR/DPR/DPRD4. Instansi/Jawatan/Kantor/Dinas5. Gubernur/Bupati/Walikota/CamatLurah/Kades/RW/RT |
F. Militer:
1. Markas Besar
2. Kodam/Kodau/Kodamar/Polda
3. Korem/Kodim/Koramil/Polwil/Polres/Polsek
|
||
G. Perwakilan PP Persis
1. Perwakilan PP Persis Sumut
2. Perwakilan PP Persis KawasanTimur3. Perwakilan PP Persis Mesir (Kairo)4. Perwakilan PP Persis DIJogjakarta5. Perwakilan PP Persis Propinsi Jawa Tengah |
H. PW Persis
01. PW Jawa Barat
02. PW DKI Jakarta
03. PW Sulawesi Tengah
04. PW Jawa Timur
05. PW Bali
06. PW Sumatera Utara
07. PW DI
Aceh
08. PW
Gorontalo
09. PW
Banten
|
I. PD Persis
01. Kota
Bandung-Jabar
02. Kab.
Bandung-Jabar
03. Kab.
Cianjur-Jabar
04.
Bogor-Jabar
05. Kab.
Purwakarta-Jabar
06. Kab.
Subang-Jabar
07. Kab.
Karawang-Jabar
08. Kab.
Garut-Jabar
09. Kab.
Tasikmalaya-Jabar
10. Kab.
Ciamis-Jabar
11. Kab.
Pamekasan-Madura
12. Kab.
Sukabumi-Jabar
13. Kab.
Sumedang-Jabar
14. Jakarta
Pusat
15. Jakarta
Barat
16. Jakarta
Utara
17. Jakarta Timur
18. Kab. Majalengka-Jabar
19. Kota
Cimahi-Jabar
20. Kota
Palu-Sulteng
21.
FloresTimur-NTT
22. Kab.
Bima-NTB
23.
Sumenep-Madura
24.
Magetan-Jatim
25. Alor
26.
Kab.Serang-Banten
27. Kota
Medan-Sumut
28. Kab.
Asahan-Sumut
29. Kota
Gorontalo-Sulut
30. Kab.
Labuhanbatu-Sumut
31. Kab. Lampung Utara
32. Kab.Banggai-Sulawesi Tengah
33. Cirebon-Jawa Barat
34. Kota Tasikmalaya-Jabar
35. Kota Banjar-Jawa Barat
36. Kab. Boalemo-Gorontalo
37. Kab.Bone Bolango-Gorontalo
38. Ngawi-Jawa Timur
39. Kota Depok-Jawa Barat
40. Kab.Kuningan-Jawa Barat
41. Kab.Indramayu-Jawa Barat
42. Bekasi-Jawa Barat
43. Kab.Bandung Barat – Jawa Barat
44. Lebak – Banten
45. Kab.Batubara-Sumut
J. Cabang-cabang Persatuan Islam :
001
|
Anggota
Tersiar
|
|
002
|
Andir-Kota
Bandung
|
|
003
|
Astanaanyar-Kota
Bandung
|
|
004
|
Babakan
Ciparay-Kota Bandung
|
|
005
|
Baleendah-Kab.
Bandung
|
|
006
|
Bandungkulon-Kota
Bandung
|
|
007
|
Bandungwetan-Kota
Bandung
|
|
008
|
Banjar-Ciamis
|
|
009
|
Banjaran-Kab.
Bandung
|
|
010
|
Banjarsari-Ciamis
|
|
011
|
Banyuresmi-Garut
|
|
012
|
Batujajar-Kab.
Bandung Barat
|
|
013
|
Batununggal-Kota
Bandung
|
|
014
|
Binong-Subang
|
|
015
|
Bogor
Tengah
|
|
016
|
Bojongloakaler-Kota
Bandung
|
|
017
|
Bojongloakidul-Kota
Bandung
|
|
018
|
Bojongsoang-Kab.
Bandung
|
|
019
|
Tlanakan-Pamekasan
|
|
020
|
Pakenjeng-Garut
|
|
021
|
Joharbaru-Jakpus
|
|
022
|
Cengkareng-Jakbar
|
|
023
|
Cianjur
|
|
024
|
Ciawi-Kab.Tasikmalaya
|
|
025
|
Cibatu-Garut
|
|
026
|
Cibeber-Cianjur
|
|
027
|
Cibeunyingkidul-Kota
Bandung
|
|
028
|
Cicadas-K`ota
Bandung
|
|
029
|
Cicalengka-Kab.
Bandung
|
|
030
|
Margaasih-Kab.
Bandung
|
|
031
|
Cikajang-Garut
|
|
032
|
Cikalongkulon-Cianjur
|
|
033
|
Cikalongwetan-Kab.
Bandung Barat
|
|
034
|
Cikarang
Utara -Bekasi
|
|
035
|
Cikoneng-Ciamis
|
|
036
|
Ciparay-Kab.
Bandung
|
|
037
|
Cimahi
Selatan-Kota Cimahi
|
|
038
|
Cimahi
Tengah-Kota Cimahi
|
|
039
|
Cililin-Kab.
Bandung Barat
|
|
040
|
Cipedes-Kota
Tasikmalaya
|
|
041
|
Harjamukti-Cirebon
|
|
042
|
Cisurupan-Garut
|
|
043
|
Citeureup-Kab.Bogor
|
|
044
|
Ciwidey-Kab.
Bandung
|
|
045
|
Dayeuhkolot-Kab.Bandung
|
|
046
|
Gambir-Jakpus
|
|
047
|
Garut
Kota-Garut
|
|
048
|
Grogol
Petamburan-Jakbar
|
|
049
|
Indihiang
–Kota Tasikmalaya
|
|
050
|
Jatinegara-Jaktim
|
|
051
|
Kadipaten-Kab.Tasikmalaya
|
|
052
|
Koja-Jakut.
|
|
053
|
Karangpawitan-Garut
|
|
054
|
Karawang
|
|
055
|
Katapang-Kab.
Bandung
|
|
056
|
Kersamanah-Garut
|
|
057
|
Kiaracondong-Kota Bandung
|
|
058
|
Kotapinang-vSumut
|
|
059
|
Kuningan-Kab.Kuningan
|
|
060
|
Leles-Garut
|
|
061
|
Lembang-Kab.
Bandung Barat
|
|
062
|
Arjasari-Kab.
Bandung
|
|
063
|
Majalaya-Kab.
Bandung
|
|
064
|
Majalengka
|
|
065
|
Padalarang-Kab.
Bandung Barat
|
|
066
|
Padangratu-Lampungtengah
|
|
067
|
Padarincang-Serang
|
|
068
|
Sukaresik-Kab.Tasikmalaya
|
|
069
|
Pamanukan-Subang
|
|
070
|
Pamekasan
Kota-Madura
|
|
071
|
Pameungpeuk-Kab.
Bandung
|
|
072
|
Pesisirselatan-Biha
|
|
073
|
Paseh(legok)-Sumedang
|
|
074
|
Singaparna-Kab.Tasikmalaya
|
|
075
|
Perdagangan-Sumut
|
|
076
|
Plered-Purwakarta
|
|
077
|
Purwakarta
|
|
078
|
Cisaat-Sukabumi
|
|
079
|
Rajapolah-Kab.Tasikmalaya
|
|
080
|
Pademangan-Jakut
|
|
081
|
Rangkasbitung
|
|
082
|
Rancaekek-Kab.
Bandung
|
|
083
|
Rantauutara-Labuhanbatu
|
|
084
|
Purwadadi-Ciamis
|
|
085
|
Rengasdengklok-Karawang
|
|
086
|
Regol-Kota
Bandung
|
|
087
|
Samarang-Garut
|
|
088
|
Sambas-Kalbar
|
|
089
|
Sapeken-Sumenep
|
|
090
|
Sawahbesar-Jakbar
|
|
091
|
Serang
|
|
092
|
Kalideres-Jakbar
|
|
093
|
Soreang
Kota-Kab. Bandung
|
|
094
|
Soreangmuara-Kab.
Bandung
|
|
095
|
Warudoyong-Sukabumi
|
|
096
|
Sukaraja-Sukabumi
|
|
097
|
Sukajadi-Kota Bandung
|
|
098
|
Bosarmaligas-Sumut
|
|
099
|
Sukasari-Kota Bandung
|
|
100
|
Sumedang
Selatan-Sumedang
|
|
101
|
Sumurbandung-Kota Bandung
|
|
102
|
Talagasari-Karawang
|
|
103
|
Tanjungpriok-Jakut
|
|
104
|
Tanjungtiram-Kab.Asahan
|
|
105
|
Tarogong
Kidul-Kab.Garut
|
|
106
|
Cihideung-Kota
Tasikmalaya
|
|
107
|
Wanaraja-Garut
|
|
108
|
Coblong-Kota
Bandung
|
|
109
|
Sukmajaya-Depok
|
|
110
|
Kota
Bogor Utara-Bogor
|
|
111
|
Buahdua-Sumedang
|
|
112
|
Rancakalong-Sumedang
|
|
113
|
Tanjungsari-Sumedang
|
|
114
|
Ciranjang-Cianjur
|
|
115
|
Matraman-Jaktim
|
|
116
|
Panumbangan-Ciamis
|
|
117
|
Sindangherang-Ciamis
|
|
118
|
Cipaku-Ciamis
|
|
119
|
Citamiang-Sukabumi
|
|
120
|
Jatiwangi-Majalengka
|
|
121
|
Sumberjaya-Majalengka
|
|
122
|
Cikijing-Majalengka
|
|
123
|
Kadipaten-majalengka
|
|
124
|
Lemahsugih-Majalengka
|
|
125
|
Ciawigebang-Kab.Kuningan
|
|
126
|
Cilawu-Garut
|
|
127
|
Pameungpeuk-Garut
|
|
128
|
Kotapasir-Kaltim
|
|
129
|
Cikampek-Karawang
|
|
130
|
Kualuhhilir-Kab.Labuhanbatu
|
|
131
|
Pangkalanbrandan-Sumut
|
|
132
|
Payakumbuh-Sumbar
|
|
133
|
Pagaden-Subang
|
|
134
|
Legonkulon-Subang
|
|
135
|
Pusakanagara-Subang
|
|
136
|
Cibiru-Kota Bandung
|
|
137
|
Bandungkidul-Kota Bandung
|
|
138
|
Palubarat-Palu
|
|
139
|
Palutimur-Palu
|
|
140
|
Ciamis
Kota-Ciamis
|
|
141
|
Adonaratimur-Flotim
|
|
142
|
Muko-mukoselatan-Bengkulu
|
|
143
|
Rantauselatan-Labuhanbatu
|
|
144
|
Panawangan-Ciamis
|
|
145
|
Limapuluh-Kab.
Asahan
|
|
146
|
Margahayu-Kab.
Bandung
|
|
147
|
Seilepan-Sumut
|
|
148
|
Adonarabarat-Flotim
|
|
149
|
Jamanis-Kab.Tasikmalaya
|
|
150
|
Jatinangor-Sumedang
|
|
151
|
Subang
Kota
|
|
152
|
Cipatat-Kab.
Bandung Barat
|
|
153
|
Nunukan-Kaltim
|
|
154
|
Tawang-Kota
Tasikmalaya
|
|
155
|
Cimahi
Utara-Kota Cimahi
|
|
156
|
Peundeuy-Garut
|
|
157
|
Medanjohor-Sumut
|
|
158
|
Saronggi-Sumenep
|
|
159
|
Ambunten-Sumenep
|
|
160
|
Kertasari-Kab.
Bandung
|
|
161
|
Pangalengan-Kab.
Bandung
|
|
162
|
Lebatukan-Flotim
|
|
163
|
Cikalong-Kab.Tasikmalaya
|
|
164
|
Plaosan-Magetan
|
|
165
|
Kendal-Jatim
|
|
166
|
Bendo-Magetan
|
|
167
|
Panekan-Magetan
|
|
168
|
Tawangsari-Sukoharjo
(Solo)
|
|
169
|
Cisompet-Garut
|
|
170
|
Bayongbong-Garut
|
|
171
|
Kubu-
Riau
|
|
172
|
Leuwigoong-Garut
|
|
173
|
Telukmutiara-Alor
|
|
174
|
Panjalu-Ciamis
|
|
175
|
Sukamantri-Ciamis
|
|
176
|
Sape-Bima
|
|
177
|
Solokanjeruk-Kab.
Bandung
|
|
178
|
Salopa-Kab.Tasikmalaya
|
|
179
|
Margacinta-Kota
Bandung
|
|
180
|
Paseh-Kab.
Bandung
|
|
181
|
Aesesa-Alor
|
|
182
|
Hamparanperak-Sumut
|
|
183
|
Medanampelas-Kota
Medan
|
|
184
|
Cidadap-Kota
Bandung
|
|
185
|
Pacet-Cianjur
|
|
186
|
Cileunyi-Kab.
Bandung
|
|
187
|
Cikelet-Garut
|
|
188
|
Cibiuk-Garut
|
|
189
|
RasanaE-Bima
|
|
190
|
Woha-Bima
|
|
191
|
Belo-Bima
|
|
192
|
Wera-Bima
|
|
193
|
Kawalu-Kota Tasikmalaya
|
|
194
|
Kasemen-Serang
|
|
195
|
Cibeureum-Kota
Tasikmalaya
|
|
196
|
Cicendo-Kota Bandung
|
|
197
|
Curug-serang
|
|
198
|
Gunungpuyuh-Sukabumi
|
|
199
|
Cikole-Sukabumi
|
|
200
|
Kotaselatan-Gorontalo
|
|
201
|
Ujungberung-Kota
Bandung
|
|
202
|
Jatitujuh-Majalengka
|
|
203
|
Sukaresmi-Cianjur
|
|
204
|
Conggeang-Sumedang
|
|
205
|
Kawunganten-Cilacap
|
|
206
|
Cipeundeuy-Kab.Bandung
Barat
|
|
207
|
Medan
Barat-Kota Medan
|
|
208
|
Bekasi
Kota
|
|
209
|
Aikmel-Lombok
NTB
|
|
210
|
Cilaku-Kab.Cianjur
|
|
211
|
Lemahwungkuk-Cirebon
|
|
212
|
Ngamprah-Kab.Bandung
Barat
|
|
213
|
Ibun-Kab.Bandung
|
|
214
|
Talegong-Kab.Garut
|
|
215
|
Bojongpicung-Kab.Cianjur
|
|
216
|
Kota
Utara-Gorontalo
|
|
217
|
Omesuri-Flotim
|
|
218
|
Nusawungu-Kab.Cilacap
|
|
219
|
Sine-Kab.Ngawi
|
|
220
|
Karangrejo-Kab.Magetan
|
|
221
|
Sawoo-Kab.Ponorogo
|
|
222
|
Melak-Kaltim
|
|
223
|
Torgamba-Sumut
|
|
224
|
Bagansinembah-Riau
|
|
225
|
Sebulu-Kutai
|
|
226
|
Maja-Kab.Majalengka
|
|
227
|
Kota
Barat-Gorontalo
|
|
228
|
Cihaurbeuti-Kab.Ciamis
|
|
229
|
Pasirjambu-Kab.
Bandung
|
|
230
|
Pondoksuguh-Bengkulu
|
|
231
|
Cibinong
Bogor
|
|
232
|
Cimanggis
Bogor
|
|
233
|
Sukamakmur-Bogor
|
|
234
|
Parung-Bogor
|
|
235
|
Sukanagara-Kab.Cianjur
|
|
236
|
Arcamanik-Kota
Bandung
|
|
237
|
Cibeunyingkaler-Kota
Bandung
|
|
238
|
Kotabumi-Lampung
Utara
|
|
239
|
Muara
Sungkai-Lampung Utara
|
|
240
|
Pagaralam
Utara-Lahat
|
|
241
|
Bilah
Hilir-Kab.Labuhanbatu
|
|
242
|
Cisayong-Kab.Tasikmalaya
|
|
243
|
Sindangkasih-Kab.Ciamis
|
|
244
|
Sungkai
Selatan-Lampung Utara
|
|
245
|
Cimari-Kab.Garut
|
|
246
|
Selaawi-Kab.
Garut
|
|
247
|
Cigasong-Kab.Majalengka
|
|
248
|
Sukawening-Kab.Garut
|
|
249
|
Cimaung-Kab.Bandung
|
|
250
|
Karangtengah-Kab.Garut
|
|
251
|
Cimenyan-Kab.Bandung
|
|
252
|
Ganeas-Kab.Sumedang
|
|
253
|
Lemahabang-Kab.Karawang
|
|
254
|
Wanayasa-Kab.Purwakarta
|
|
255
|
Manonjaya-Kab.Tasikmalaya
|
|
256
|
Tamansari-Kota
Tasikmalaya
|
|
257
|
Agrabinta-Kab.Cianjur
|
|
258
|
Pancoran
Mas-Depok
|
|
259
|
Pasirwangi-Kab.Garut
|
|
260
|
Situraja-Kab.Sumedang
|
|
261
|
Kejaksan-Kota
Cirebon
|
|
262
|
Jatiwaras-Kab.Tasikmalaya
|
|
263
|
Rongga-Kab.Bandung
Barat
|
|
264
|
Pataruman-Kab.Ciamis
|
|
265
|
Pamulihan-Kab.Sumedang
|
|
266
|
Padaherang-Kab.
Ciamis
|
|
267
|
Tarogong
Kaler-Kab.Garut
|
|
268
|
Cipayung-Jakarta
Timur
|
|
269
|
Setia
Budi-Jakarta Selatan
|
|
270
|
Ranca
Bungur-Kab.Bogor
|
|
271
|
Cingambul-Kab.Majalengka
|
|
272
|
Baregbeg-Kab.Ciamis
|
|
273
|
Sumedang
Utara-Kab.sumedang
|
|
274
|
Dayeuh
Luhur-Kab.Cilacap
|
|
275
|
Pandeglang-Kab.
Pandeglang
|
|
276
|
Majalaya-Kab.Karawang
|
|
277
|
Rancasari-Kota
Bandung
|
|
278
|
Lengkong-Kota
Bandung
|
|
279
|
Pangatikan-Kab.Garut
|
|
280
|
Sucinaraja-Kab.Garut
|
|
281
|
Pacet-Kab.Bandung
|
|
282
|
Karangtengah-Kab.Cianjur
|
|
283
|
Luwuk-Kab.Banggai
|
|
284
|
Toili-Kab.Banggai
|
|
285
|
Mamasa-
Kab.Banggai
|
|
286
|
Luwuk
Timur- Kab.Banggai
|
|
287
|
pMamosalato-
Kab.Morowali
|
|
288
|
Banggai-
Kab.Banggai Kep.
|
|
289
|
Kadungora-Kab.Garut
|
|
290
|
Tanjungjaya-Kab.Tasikmalaya
|
|
291
|
Benai-Kab.Kuantansingingi-Riau
|
|
292
|
Kutawaluya-Kab.Karawang
|
|
293
|
Cijeungjing-Kab.Ciamis
|
|
294
|
Ciseeng-Bogor
|
|
295
|
Pagerageung-Kab.Tasikmalaya
|
|
296
|
Cilimus-Kab.Kuningan
|
|
297
|
Luragung-Kab.Kuningan
|
|
298
|
Cipicung-Kab.Kuningan
|
|
299
|
Sindangagung-Kab.Kuningan
|
|
300
|
Indramayu-Kab.Indramayu
|
|
301
|
Haurgeulis-Kab.Indramayu
|
|
302
|
Bangodua-Kab.Indramayu
|
|
303
|
Kandanghaur-Kab.Indramayu
|
|
304
|
Mangkubumi-Kota
Tasikmalaya
|
|
305
|
Gedebage-Kota
Bandung
|
|
306
|
Panyileukan-Kota
Bandung
|
|
307
|
Cipanas-Kab.Cianjur
|
|
308
|
Cihampelas-Kab.Bandung
Barat
|
|
309
|
Cangkuang-Kab.Bandung
|
|
310
|
Kasokandel-Kab.Majalengka
|
|
311
|
Cibadak-Lebak
Banten
|
|
312
|
Karang
Bahagia – Bekasi
|
|
313
|
Rancabali-Kab.Bandung
|
|
314
|
Cilincing-Jakarta
Utara
|
|
alhamdulillah
BalasHapus